Menteri LHK Pastikan TidakĀ Ada Asap Karhutla Masuk ke Negara Tetangga

Rabu, 11 September 2019 - 06:41:07 WIB

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya

JAKARTA--(KIBLATRIAU.COM)-- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya tak terima Indonesia dituding menjadi penyebab munculnya asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Malaysia. Untuk itu, dia berencana mengirimkan surat protes ke Duta Besar Malaysia. "Saya akan menulis surat kepada Dubes (Malaysia) untuk diteruskan kepada Menterinya. Jadi saya kira supaya yang betul datanya," ujar Siti di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (10/9/2019).Dia menjelaskan, pemerintah Indonesia terus memantau pergerakan asap karthutla. Siti meminta agar Malaysia menyajikan data yang tepat soal kabut asap yang menyelimuti wilayahnya. "Karena apa? Karena pemerintah Indonesia betul-betul secara sistematis mencoba menyelesaikan ini dengan sebaik-baiknya. Tetapi memang harus jelas sumber dari mana, data dari mana. Polanya seperti apa," jelasnya.

Menurut dia, berdasarkan hasil rapat dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), saat ini tak ada asap lintas batas dari Indonesia ke negara lain, termasuk Malaysia. Meski kabut asap sempat melintasi batas Indonesia pada 8 September, namun itu hanya terjadi satu jam dan telah hilang kembali.Siti menilai ada informasi yang ditutupi oleh Malaysia soal persoalan asap karhutla. Dia mengatakan bahwa asap karhutla juga berasal dari wilayah Malaysia sendiri, seperti Serawak dan Semenanjung Malaya. "Asap yang masuk ke Malaysia, ke Kuala Lumpur, itu dari Serawak kemudian dari Semenanjung Malaya, dan juga mungkin sebagian dari Kalbar. Oleh karena itu seharusnya obyektif menjelaskannya," ujarnya.

Dia memastikan tak ada asap karhutla Riau yang masuk ke negara tetangga. Siti menyebut pihaknya telah berusaha maksimal menangani masalah karhutla dan kabut asap yang menyelimuti sejumlah wilayah di Sumatera dan Kalimantan. "Tidak benar ada asap dari Riau masuk ke Singapura. Kenapa? Karena pada beberapa hari itu, angin kencang bergerak di Semenanjung. Jadi tidak mungkin dari Riau menyeberang ke sebelah kanan," tutupnya.(Net/Hen)